Pages

Jumat, 28 Februari 2014

Bakti Untuk Negeri : Kemah Kerja Sosial (KKS) 2014 // Part. 4 - End -

Seperti hal nya pada hari sebelumnya, Kamis, 20 Februari 2014, penukaran / pergantian komposisi kerja pun kembali di lakukan. Untuk hari ini, komposisi kerja di ubah menjadi : Kelompok 3 piket dan menyiapkan makanan, Kelompok 1 & 2 kerja bakti bersama warga, dan Kelompok 4 tetap pada kerja nya. Namun, lokasi kerja bakti pada hari ini di tetapkan di sepanjang jalan yang terdapat di RT 1. Fokus kerja nya adalah membuka batas jalan yang tertutup oleh rumput dan tanah, menebas rumput, memperbaiki jembatan kayu, dan menambal jalan becek yang ada. Aktivitas lain seperti penyelesaian plang gereja, plang dusun, penambahan jam belajar melalui les sore hari, serta aktivitas rohani dengan pembinaan iman tetap di laksanakan seperti hari – hari sebelumnya. Pada hari ini pula, terjadi penambahan 2 peserta KKS 2014 yang menyusul tiba, sehingga total keseluruhan peserta KKS 2014 adalah 29 orang.

Pukul 19.00 WIB, beberapa warga dari RT 1 dan RT 2 berdatangan. Hal ini dapat di maklumi karena dalam kesepakatan sebelumnya, peserta KKS 2014 yang telah di bagi dalam beberapa keluarga setempat akan di jemput “pulang” ke rumah nya masing-masing. Agenda Live in pun akan mulai berjalan dari malam ini hingga esok (Jumat) sore. Setelah di jemput oleh masing-masing keluarga, kemudian di adakan Ibadat Rosario di rumah Bapak Andreas Acai, Ketua Umat Dusun Embuluh Kenaik, bagi warga yang ada di RT 1 dan di rumah Ketua RT 2. Agenda hari itu pun di tutup seiring dengan berakhir nya Ibadat Rosario.

Keesokan harinya, Jumat, peserta KKS 2014 yang telah di bagi ke masing-masing KK terpilih memulai aktivitas nya sebagai anak angkat di keluarga tersebut. Membuat batako, mengetam padi, hingga aktivitas berladang di lakoni sebagai upaya untuk memahami keluarga masing-masing. Harapan besar dari agenda Live in ini tak lain adalah sebagai salah satu upaya untuk menyerap aspirasi dari masyarakat setempat untuk kemudian akan di sampaikan pada pihak terkait. Dengan hadir di tengah-tengah keluarga, peserta KKS 2014 akan jauh lebih nyaman berkomunikasi dan berinteraksi lebih lanjut dalam upaya mendalami problematika yang selama ini di rasakan oleh warga Dusun Embuluh Kenaik. Pukul 17.00 WIB, peserta di kembalikan ke basecamp KKS 2014. Agenda selanjutnya yang di laksanakan adalah agenda ramah tamah, sebelum menutup hari.

Sabtu, 22 Februari 2014, adalah hari terakhir PMKRI Pontianak beraktivitas di Dusun Embuluh Kenaik. Pukul 08.30 WIB, pastor paroki Tayan Hilir di hadirkan untuk menyampaikan materi lebih lanjut mengenai Pembinaan Iman Katolik kepada warga Dusun Embuluh Kenaik dan tamu undangan yang merupakan perwakilan dari masing-masing warga dusun yang termasuk dalam Desa Sungai Jaman. Desa Sungai Jaman sendiri adalah desa yang memiliki 11 dusun yang termasuk di dalamnya. Agenda selesai, lalu di lanjutkan dengan santap bersama, sebelum akhirnya di tutup dengan Misa Penutupan dan Sidang Penutupan KKS 2014 PMKRI Cabang Pontianak St. Thomas More.

Sidang Penutupan KKS 2014 sendiri di hadiri oleh Staf Bidang I Pemerintah Kabupaten Sanggau, Bapak Yohanes Supriyanto, SH. bersama dengan Kepala Desa Sungai Jaman dan perangkat desanya. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi bagi PMKRI Pontianak atas kegiatan Kemah Kerja Sosial (KKS) 2014 yang baru saja berakhir. Beliau juga berharap agar ke depannya untuk dapat menambah personil yang hadir agar kegiatan Kemah Kerja Sosial (KKS) selanjutnya dapat berjalan maksimal, mengingat waktu kerja yang mencapai 1 minggu di lapangan. Artinya, semakin banyak personil yang hadir, maka fleksibilitas kerja akan semakin baik untuk mencapai hasil yang lebih maksimal. Namun, sebagai perwakilan dari Pemkab Sanggau, beliau sangat mendukung dan sekali lagi memberikan apresiasi luar biasa kepada PMKRI Cabang Pontianak St. Thomas More.

Seperti halnya pihak pemerintah kabupaten, Pastor Paroki Kecamatan Tayan Hilir saat ditanyai pendapat nya juga menyampaikan apresiasi bagi kehadiran dan bakti PMKRI Pontianak di Dusun Embuluh Kenaik ini. Terlebih lagi, PMKRI Pontianak memberikan perhatian bagi iman kekatolikan warga setempat melalui agenda Pembinaan Iman bagi Umat serta Pendampingan Iman Anak (PIA) bagi siswa/i yang beragama katolik, sehingga bantuan yang PMKRI Pontianak hadirkan bagi warga tidak hanya bantuan secara fisik namun juga non-fisik. Pastor pun berharap penuh agar setidak-tidaknya warga Embuluh Kenaik mampu untuk mengubah cara pandangnya tentang kehidupan, dan semoga ada hal positif yang warga dapatkan dari agenda KKS ini.

Segera setelah semua agenda terselesaikan, peserta pun berpamitan pada warga Dusun Embuluh Kenaik, dan Kemah Kerja Sosial (KKS) 2014 Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Pontianak Santo Thomas More Periode 2013-2014 pun berakhir.

Pengalaman yang sungguh berharga dari kesempatan yang teramat berharga.

Foto bersama masyarakat Dusun Embuluh Kenaik
sesaat sebelum pulang ke Pontianak


Rabu, 26 Februari 2014

Bakti Untuk Negeri : Kemah Kerja Sosial (KKS) 2014 // Part. 3


Gbr 1. Foto bersama perangkat desa serta kepala dusun
Selasa, 18 Februari 2014. Hari kedua kami berada di lokasi yang baru, jauh dari hiruk pikuk ibukota, di Dusun Embuluh Kenaik kami saat ini. Setelah menutup hari pertama dengan silahturahmi singkat dan Sidang Pembukaan kegiatan Kemah Kerja Sosial (KKS) 2014 di ruang kelas 3-4 (2 kelas di gabung dalam 1 ruangan yang sama), hari kedua rekan-rekan peserta telah di bagi dalam 4 kelompok kerja dengan beban kerja nya masing-masing. Kelompok kerja yang di bentuk saat briefing malam sebelumnya terdiri dari kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3, dan kelompok 4. Pembagian tugas untuk hari pertama kerja di lokasi adalah : Kelompok 1 bertugas untuk piket dan memasak untuk kebutuhan makan 1 hari, Kelompok 2 dan 3 bertugas untuk kerja bakti bersama warga dengan lokasi kerja terletak di jalan poros atau jalan masuk menuju kampung, serta Kelompok 4 bertugas dan bertanggungjawab untuk penyelesaian plang gereja dan plang dusun.

Tepat pukul 08.00 WIB, rekan-rekan anggota yang tergabung dalam kelompok 2 dan 3, serta kelompok 4 pun melaksanakan tugas nya hari itu, segera setelah menyantap sarapan pagi yang di sediakan oleh kelompok 1. Pukul 12.00 WIB, seluruh kelompok kerja beristirahat kembali di basecamp KKS 2014, sembari menunggu makan siang tersedia. Setelah beristirahat dan makan siang, pukul 13.00 WIB rekan-rekan kembali bekerja sesuai dengan beban kerja kelompok masing-masing. Setelah 3 jam bekerja, rekan-rekan pun kembali ke basecamp. Mengisi waktu sore, sebagai bentuk pendekatan diri kepada warga setempat, peserta berolahraga bersama di lapangan sekolah. Voli dan sepakbola di lakukan bersama dengan warga. Namun, khusus untuk beberapa anggota, di berikan tugas untuk pendampingan dan pembinaan iman warga di Kapel St. Yoseph, Dusun Embuluh Kenaik. Pukul 19.00 WIB, warga di undang untuk hadir dalam Dialog Bersama Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sanggau (diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan Kecamatan Tayan) yang di gagas oleh PMKRI Pontianak. Acara yang sempat molor 1 jam ini pun berjalan dengan baik bersama dengan antusias nya warga dalam menyimak dan berkomunikasi langsung dengan narasumber yang di hadirkan. Acara tersebut pun menandai berakhirnya aktivitas peserta KKS 2014 untuk hari kedua di lokasi.

Hari ketiga di lokasi (Rabu, 19 Februari 2014), fokus kerja antar kelompok di tukar agar semua anggota kelompok dapat merasakan tugas kerja dari kelompok lain nya. Untuk Rabu, komposisi kerja berubah menjadi : Kelompok 2 piket dan menyiapkan makanan, Kelompok 1 dan 3 kerja bakti bersama warga, serta Kelompok 4 khusus untuk tetap fokus pada tugas kerja nya. Lokasi kerja kelompok 1 dan 3 adalah di RT 2 (Kampung Jangku). Sekedar informasi, Dusun Embuluh Kenaik terdiri dari RT 1 dan RT 2. RT 1 merupakan pusat dusun, dan RT 2 terdiri dari 2 kampung yaitu kampung Jangku dan kampung Serangkang. Jarak antara RT 1 dan RT 2 ± 30 menit perjalanan dengan sepeda motor. RT 1 terdiri dari 50 Kepala Keluarga (KK), dan RT 2 terdiri dari 12 KK.

Gbr 2. Kerja bakti bersama warga
Fokus kerja untuk hari Rabu ini adalah di Kampung Jangku. Untuk keberangkatan, anggota kelompok 1 & 3 di angkut dengan menggunakan mobil Taft. Namun, karena kondisi jalan yang rusak dan cukup sulit untuk di lalui, maka perjalanan pun terhambat sehingga waktu perjalanan menjadi 1 jam perjalanan. Tibalah kelompok 1 & 3 di lokasi pada pukul 10.30 WIB. Sesampainya di lokasi, peserta di arahkan untuk berkumpul dan rehat sejenak di rumah ketua RT 2. Setengah jam beristirahat, peserta pun segera menuju lokasi kerja yaitu lapangan sepakbola yang tidak terawat. Fokus kerja kali ini adalah menebas ilalang yang tumbuh liar di lapangan dan merapikan kembali lapangan voli yang juga tidak terawat. Tugas selesai, peserta pun di arahkan berkumpul kembali di rumah ketua RT 2 dan bersilahturahmi dengan jamuan makan bersama warga, sebelum kemudian berolahraga voli bersama. Pukul 17.00 WIB, peserta di kembalikan ke basecamp dengan menggunakan mobil Taft yang membawa peserta sebelumnya. Penambahan peserta terjadi manakala 5 orang anggota yang menyusul tiba di lokasi.

Setelah sempat makan malam dan menyiapkan diri secara pribadi, acara pun di lanjutkan dengan Dialog dengan materi utama yaitu Konflik Sosial. Dialog yang di moderatori oleh Raymundus Geri, selaku Presidium Gerakan Kemasyarakatan (PGK) ini di bawakan oleh Lorensius Mario Geri, Ketua Presidium PMKRI Cabang Pontianak St. Thomas More Periode 2013-2014. Setelahnya, warga di minta untuk mengikuti proses pembagian peserta yang akan melakukan Live in di rumah warga yang bersedia menampung. Acara yang di beri nama “Jika Aku Menjadi” (sama halnya seperti acara yang sempat tayang di TransTV), ini diikuti oleh 15 KK dari 2 RT yang terdapat di Dusun Embuluh Kenaik. Dengan total 27 orang peserta KKS 2014, kemudian di bagi ke dalam 12 KK (masing-masing KK mendapatkan 2 orang peserta KKS) dan 3 KK (masing-masing KK mendapatkan 1 orang peserta KKS). Nantinya, peserta yang telah di bagi dalam tiap “keluarga baru”-nya tersebut harus mengikuti kegiatan apapun yang di lakukan oleh keluarga tersebut, karena status dari peserta setelah di lakukan pembagian adalah sebagai “anak angkat” dari keluarga terpilih. Akan tetapi, penjemputan dari tiap keluarga terpilih kepada “anak angkat”-nya baru di laksanakan saat esok hari nya (Kamis). Pukul 00.00 WIB, rangkaian kegiatan untuk hari Rabu pun selesai.

Senin, 24 Februari 2014

Bakti Untuk Negeri : Kemah Kerja Sosial (KKS) 2014 // Part. 2

Gbr 1. KKS 2014 siap di laksanakan
Setelah sempat berkarya pada tahun 2012 yang lalu, PMKRI Cabang Pontianak Santo Thomas More kembali hadir di Kabupaten Sanggau pada tahun 2014 ini. Melalui mekanisme yang berlaku di perhimpunan serta dengan pertimbangan – pertimbangan tertentu, lokasi pelaksanaan Kemah Kerja Sosial (KKS) 2014 akhirnya di tetapkan di laksanakan di Dusun Embuluh Kenaik, Desa Sungai Jaman, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau.

“Petualangan” pun di mulai. Senin, 17 Februari 2014, persiapan akhir di laksanakan oleh peserta KKS 2014 dengan menghadirkan diri di Margasiswa PMKRI Pontianak. Setelah di rasa siap dan bus yang di nanti pun tiba, rombongan peserta yang berjumlah 19 orang pun bergegas naik bus dan menduduki kursi empuk yang tersedia. Di bekali dengan doa, rombongan pun akhirnya berangkat tepat pada pukul 09.24 WIB. Langit yang mendung di sertai dengan rintik hujan dengan intensitas sedang, mewarnai sepertiga perjalanan menuju lokasi. Pukul 11.30 WIB, bus pun tiba di Gereja St. Petrus Kanisius Paroki Tayan Hilir, tempat persinggahan sementara sambil menunggu jemputan menuju Dusun Embuluh Kenaik. Karena akses jalan menuju kampung belum bisa di lewati oleh mobil desa yang menjemput, maka seluruh rombongan (termasuk 1 orang tim perintis yang telah lebih dulu tiba di paroki) beristirahat sembari menunggu jalan membaik agar dapat di lewati. Setelah sempat berbincang – bincang dan membantu kegiatan pastor di paroki, pukul 13.45 WIB, mobil yang di nanti pun tiba. Tepat pukul 14.10 WIB, mobil desa hasil dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Transportasi Perdesaan Tahun 2012 pun berangkat dengan mengangkut peserta KKS 2014 PMKRI Pontianak untuk menuju lokasi.

Gbr 2. Salah satu titik jalan menuju lokasi
Disini lah ironi terjadi. Sepanjang perjalanan menuju kampung yang di tuju, rombongan di suguhi dengan jalan yang berasal dari tanah merah. Tanah yang tentu nya akan menjadi licin dan sulit untuk di lewati manakala hujan turun. Dan hal itulah yang terjadi pada jalan yang di lewati, karena sehari sebelumnya, hujan sempat mengguyur lokasi hingga menyebabkan keterlambatan penjemputan di paroki. Infrastruktur jalan seperti itukah yang harus masyarakat terima sebagai kompensasi atas jauh nya akses menuju pusat kabupaten ?

Sawit, sawit, dan sawit. Sepanjang perjalanan menuju lokasi, hanya kebun sawit yang menemani perjalanan rombongan. Ya, Kalimantan Barat memang sudah “habis” karena sawit, dan sudah “sewajarnya” pemandangan tersebut di ketemukan. Mobil desa tersebut pun berhenti manakala tiba di simpang jalan menuju dusun yang di tuju. Alasannya sederhana : “Jalan Rusak”. Lagi – lagi rombongan harus di “paksa” untuk memahami jalan yang hancur, yang belum pernah tersentuh dengan aspal yang memenuhi jalan ibukota. Mobil angkutan pun berganti. Di simpang tersebut, telah menunggu 2 orang lagi tim perintis bersama dengan mobil Taft yang memang telah siap sedari awal, menunggu perintah untuk berangkat. Karena kapasitas mobil yang tidak mampu untuk menampung 19 peserta KKS 2014, maka di putuskan bahwa mobil tersebut akan terlebih dahulu mengangkut peserta wanita bersama dengan barang – barang bawaan. Konsekuensi logisnya, peserta pria di minta untuk berjalan kaki sembari menunggu mobil tersebut kembali untuk menjemput peserta. Tanpa menunggu waktu lama, keputusan tersebut pun di laksanakan. Sepanjang perjalanan, peserta pria maupun wanita di suguhi pemandangan jalan yang sungguh memprihatinkan. Infrastruktur jalan yang seharusnya mampu memanjakan pengguna jalan, tidak lagi pantas dan layak untuk di sebut sebagai jalan yang sebenarnya. Kubangan air menanti di banyak titik, menghiasi perjalanan rombongan menuju lokasi. Hingga pada akhirnya, pukul 17.00 WIB, setelah melewati beberapa persimpangan jalan, rombongan pun tiba di SD Negeri 16 Dusun Embuluh Kenaik, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau. Di salah satu ruangan dari sekolah tersebut lah yang kemudian menjadi “markas” bagi peserta KKS 2014 PMKRI Cabang Pontianak Santo Thomas More selama kegiatan yang di jadwalkan dari tanggal 17-22 Februari 2014 berlangsung.

Minggu, 23 Februari 2014

Bakti Untuk Negeri : Kemah Kerja Sosial (KKS) 2014 // Part. 1



Kemah Kerja Sosial (KKS) merupakan kegiatan rutin yang berlangsung tiap tahun dalam tiap periode kepengurusan PMKRI Cabang Pontianak Santo Thomas More. Secara khusus, kegiatan ini di atur dalam bentuk program kerja dari Presidium Gerakan Kemasyarakatan (PGK) yang di tetapkan dalam forum Rapat Kerja Cabang (Rakercab) PMKRI Pontianak. Bicara lebih lanjut, KKS juga merupakan bentuk bakti nyata PMKRI Cabang Pontianak St. Thomas More dalam mendalami, memahami, serta sebagai bentuk advokasi langsung kepada masyarakat setempat. Aksi nyata tersebut di kemas dengan berbagai rangkaian sub-kegiatan yang tujuan nya demi kepentingan dan kebaikan bersama. “Ritual” ini telah berlangsung sekian lama dalam tubuh PMKRI Pontianak.

Sebagaimana visi dan misi yang terkandung dalam konstitusi PMKRI, PMKRI Pontianak memandang perlu adanya implementasi atas segala konsep yang di atur dalam visi misi tersebut. Dasar itulah yang kemudian mengarahkan PMKRI Pontianak untuk mengagendakan kegiatan yang diperkuat dalam program kerja ini. Sehingga, bentuk kerja sebagai satu Perhimpunan tidak hanya menyentuh ranah teoritis saja, melainkan juga dalam ranah praksis.

Dari internal Perhimpunan, KKS di harapkan minimal mampu untuk menumbuhkan sisi sosial dalam diri pribadi anggota. Anggota di upayakan untuk mampu melihat dan merasakan bahwa di balik gemerlap nya ibukota, masih ada saudara/i kita yang jauh tertinggal dalam segala bidang kehidupan. Infrastruktur jalan, listrik, pendidikan, kesehatan, dan bidang kehidupan lainnya, tidak bisa di katakan baik bahkan cukup baik. Ironi yang tentu saja mengusik bangsa dan negara yang “kata nya” sudah 68 tahun merdeka ini. Ibukota terus berbenah. Pemangku kuasa terus berlomba untuk mendapatkan simpati seluas-luasnya dari konstituen. Namun, 1 hal yang pasti, pemerataan pembangunan masih belum di rasakan oleh penghuni nusantara ini, khususnya di bumi khatulistiwa.

Sedangkan dari sisi eksternal nya, agenda kegiatan ini di harapkan dapat memberi banyak hal bagi masyarakat yang di datangi. Fokus kerja dalam bentuk bantuan fisik dan non-fisik, di upayakan semaksimal mungkin dapat bermakna positif bagi kepentingan masyarakat hingga kepentingan bersama. Satu hal yang pasti, PMKRI Pontianak hadir di tengah – tengah masyarakat bukanlah untuk di layani, melainkan adalah untuk melayani.
 

Blogger news

 photo foto-animasi-bergerak-6710_zps25aba06b.gif

About